Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

SIFAT DAN PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT

Gambar
 Secara umum dari strukturnya dapat dilihat bahwa asam karboksilat memiliki  unsur O dan H, dimana H lebih parsial positif daripada O. Dan memiliki pasangan elektron bebas, maka akan lebih mudah mengalami ikatan Hidrogen antar sesamanya dan juga mampu melakukan ikatan Hidrogen dengan air, akibatnya adalah titik didih dan titik lelehnya akan lebih tinggi. Ikatan Hidrogen juga mempengaruhi kelarutan, karena asam karboksilat bisa bergabung dengan air maka asam karboksilat tersebut akan lebih mudah larut dalam air.  C1-C4 = mudah larut dalam air C5-Cdst = sukar larut dalam air Karena semakin panjang rant ai karbonnya, maka kelarutannya dalam air pun akan berkurang.  Karena kita tau bahwa R adalah gugus hidrofob.       Asam karboksilat memiliki bau tertentu misalnya keringat pada manusia sehingga anjing bisa mengenali majikannya, karena komposisi asam karbokailat setiap orang berbeda-beda.       Pembuatan asam karboksilat ada 3 macam yaitu:  1. Hidrolisis Senyawa yang bisa dihidrolisis untu

REDUKSI CLEMMENSEN

Gambar
Reduksi Clemmensen merupakan suatu reduksi senyawa keton menjadi alkana. Reaksi umumnya bisa dilihat pada gambar berikut. Dalam reduksi Clemmensen ini digunakan reduktor kuat karena agar pada produk akhir dihasilkan alkana, jika menggunakan reduktor lemah maka yang dihasilkan adalah Alkohol.  Berikut mekanisme reaksi Clemmensen: keton pertama kali akan di protonasi oleh H+ agar lebih stabil. H+ diperoleh dari hasil ionisasi HCl. Kemudian terbentuklah +OH dan elektron pada ikatan rangkapnya akan ditarik oleh O agar O jadi netral. Kemudian akan terbentuk Carbokation pada atom C=O. Untuk menetralkannya maka direduksi oleh Zn, karena Zn memiliki 2e sementara yang dibutuhkan C+ hanya satu elektron. Jadi elektronnya akan berlebih oleh sebab itu C akan menjadi Carbanion. Untuk menentralkannya maka dilakukan protonasi kembali oleh H+ kemudian terbentuk OH. Lalu tahap selanjutnya adalah cara untuk mengeluarkan OH dari senyawa tersebut. Sehingga OH menjadi leaving group,

MEKANISME REAKSI OKSIDASI SENYAWA ORGANIK (ALKOHOL)

Gambar
  Reaksi oksidasi merupakan salah satu reaksi kimia dengan menggunakan oksigen,  oksigen mampu mengoksidasi banyak senyawa salah satunya senyawa organik, senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom CH didalamnya. Reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan Oksigen dan/atau pengurangan H.  Senyawa yang biasa digunakan sebagai oksidator adalah  Asam kromat (H2CrO4) dan Kalium permanganat (KMnO4) Berikut akan dibahas mengenai mekanisme reaksi oksidasi senyawa organik. Reaksi Oksidasi Alkohol 1. Oksidasi Alkohol Primer (1°)     Alkohol primer memiliki 2 atom H alfa, yaitu yang terikat pada atom C alfa. Atom C alfa adalah atom C yang terikat langsung kepada gugus karbonil yaitu gugus hidroksil (-OH). Pada proses reaksi oksidasi alkohol primer akan terbentuk Aldehid kemudian dengan oksidasi berlanjut akan menghasilkan asam karboksilat, mekanismenya dapat dilihat pada gambar berikut: Tahap pertama adalah tahap protonasi untuk menstabilkan keelektronegatifan O pada gugus OH, y

Mekanisme Reaksi Hidrasi (reaksi adisi dengan Air) menggunakan Katalis Basa

Gambar
 Reaksi aldehid keton dengan Nukleofil  Oksigen dibagi menjadi dua yaitu reaksi  hidrasi dan alkohol Reaksi Hidrasi (reaksi adisi dengan Air) menggubakan  katalis Basa      Penambahan air pada suatu senyawa aldehid dan keton akan membentuk suatu hidrat. Hidrat adalah 2 gugus OH yang terikat pada satu Karbon. Biasa disebut Gem-diols (kembaran).  Ketika suatu aldehid atau keton direaksikan dengan air menggunakan katalis asam maka akan menghasilkan 2 gugus OH. Terpecah ikatan rangkapnya sehingga terbentuk 2 alkohol. Air itu secara teori bisa bereaksi namun secara Lab  air bereaksi dengan lambat karena air merupakan miskin elektron (nukleofil lemah) untuk meningkatkan kecepatan reaksi maka digunakan katalis,  bisa menggunakan asam ataupun basa. Katalis hanya mempengaruhi kecepatan reaksi dan katalis tidak ikut bereaksi sehingga tidak akan mempengaruhi kuantitas produk. Mekanisme hidrasi dengan katalis basa.  Sebelum dia bereaksi maka kita tentukan dulu basanya, basa disini seba

MEKANISME BERSAING SN2 DAN E2

Gambar
Pada literatur yang saya baca bahwa  dalam suatu reaksi kimia, pada proses mekanismenya terjadi persaingan antara reaksi substitusi dengan reaksi eliminasi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu alkil halida, suhu, ataupun nukleofiliknya. Reaksi persaingan ini Terjadi karena pada Alkil Halida dan Nukleofilik Bisa terjadi lebih dari satu reaksi. Sehingga untuk menentukan suatu reaksi termasuk kedalam reaksi substitusi atau eliminasi maka perlu diperhatikan faktor dan hasil reaksinya. Berikut  contoh  reaksi yang saya ambil dari literatur.  Pada mekanisme reaksi SN2  dapat dilihat perbedaan yaitu pada konfigurasinya, dari R(reaktan) menjadi S(produk). Kemudian pada reaksi E2 terdapat perubahan dari reaktan (ikatan tunggal) menjadi produk (ikatan rangkap dua). Nah untuk kali ini saya akan mengubah Nukleofil pada reaksinya. Sehingga nanti apakah dihasilkan reaksi Eliminasi atau Substitusi. Reaksinya sebagai berikut: Nukleofil yang digunakan adalah CN- dengan