MEKANISME BERSAING SN2 DAN E2

Pada literatur yang saya baca bahwa  dalam suatu reaksi kimia, pada proses mekanismenya terjadi persaingan antara reaksi substitusi dengan reaksi eliminasi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu alkil halida, suhu, ataupun nukleofiliknya. Reaksi persaingan ini Terjadi karena pada Alkil Halida dan Nukleofilik Bisa terjadi lebih dari satu reaksi. Sehingga untuk menentukan suatu reaksi termasuk kedalam reaksi substitusi atau eliminasi maka perlu diperhatikan faktor dan hasil reaksinya. Berikut  contoh  reaksi yang saya ambil dari literatur. 

Pada mekanisme reaksi SN2  dapat dilihat perbedaan yaitu pada konfigurasinya, dari R(reaktan) menjadi S(produk). Kemudian pada reaksi E2 terdapat perubahan dari reaktan (ikatan tunggal) menjadi produk (ikatan rangkap dua).

Nah untuk kali ini saya akan mengubah Nukleofil pada reaksinya. Sehingga nanti apakah dihasilkan reaksi Eliminasi atau Substitusi. Reaksinya sebagai berikut:
Nukleofil yang digunakan adalah CN- dengan substrat CH3CH2Br kemudian menggunakan pelarut Aseton {C3H6(O)}. CN- sebagai Nukleofilik karena dia bersifat basa kuat sehingga mampu menarik proton pada atom H. Digunakan pelarut aseton karena aseton merupakan pelarut aprotik yang tidak membantu jalannya ionisasi. Sehingga CN- bisa menyerang proton pada H dengan leluasa. Dengan penambahan suhu maka elektron-elektron pada  CN- akan lebih mudah bertabrakan sehingga energi molekulnya  lebih besar. Jika energinya tidak cukup maka H bisa  jadi berikatan dengan Br pada saat transisi. Karena Br dan CN sama-sama kelebihan elektron. Pada tahap akhir diperoleh produk berupa HCN, alkena dan Br. Ketiganya tidak akan terjadi jika energi aktivasi tidak terpenuhi. Bisa dilihat pada gambar berikut
Untuk menghasilkan produk yang banyak maka dilakukan peningkatan suhu, ketika suhu ditingkatkan elektron pada nukleus atom akan bertumbukan dari tumbukan itu akan menghasilkan energi, energi tersebutlah yang mempermudah untuk mengikat unsur lain. Selain itu juga bisa dilakukan dengan Menggunakan basa kuat, Karena memiliki elektron yang banyak sehingga untuk membentuk ikatan dia akan lebih  mudah karena kereaktifannya. 

Permasalahan 
1. Pada tahap ini bagaimana jika menggunakan pelarut yang protik apakah itu akan mempengaruhi produk? 
2. Jika energi aktivasi bisa mengukur apakah suatu reaktan bisa menjadi produk. Bagaimana produknya jika, suhu yang diberikan meningkat perlahan dengan suhu yang tiba-tiba melonjak, apakah hal itu akan mempengaruhi hasil?
3. Apakah struktur  molekul produk bisa dipengaruhi oleh suhu? 

Komentar

  1. Baiklah saya Dwi Aprilia Aji, NIM A1C119067 akan mencoba menjawab permasalahan no.2
    Ketika suhu ditingkatkan elektron pada nukleus atom akan bertumbukan dan dari tumbukan itu akan menghasilkan energi, energi tersebutlah yang mempermudah untuk mengikat unsur lain.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Binro Naibaho dengan NIM A1C119049 akan menjawab permasalahan nomor 3. Tidak bisa dipengaruhi oleh suhu karena pengaruh suhu hanya terjadi saat reaksi berlangsung yang memengaruhi seberapa cepat reaksi berlangsung. Kenaikan suhu menyebabkan meningkatnya energi kinetik dan membuat partikel akan bergerak lebih cepat. Hal ini menaikan laju reaksi kimia.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Nestiya Wulandari nim A1C119101 akan mencoba menjawab permasalahan pada nomor 1.

    Menurut saya jika menggunakan pelarut protik maka nukleofilisitas meningkat dengan meningkatnya ukuran atom dalam pelarut protik polar. Kemudian dalam pelarut protik, nukleofilisitas meningkat dengan menurunnya kebasaan.
    Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEKANISME REAKSI OKSIDASI SENYAWA ORGANIK (ALKOHOL)

MEKANISME REAKSI SN2

MEKANISME REAKSI E2