REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK 1 (SN1)
SN1 merupakan singkatan dari Substitusi Nukleofilik 1, pada reaksi ini akan terjadi 2 proses, yaitu tahap pelepasan gugus pergi serta tahap penyerangan Nukleofilik. Baiklah data ini saya peroleh dari salah satu blog yang ada di internet. Disini saya akan hanya membahas mengenai reaksi SN1 dan berfokus pada syarat yang berada pada tabel hijau tepatnya nomor 14 mengatakan bahwa SN1 lebih mudah terjadi pada suhu rendah daripada suhu tinggi, jika pada suhu rendah akan terjadi E1 sedangkan pada suhu tinggi akan melalui E2. Untuk mengenai perbedaan SN1, SN2, E1 dan E2 bisa dilihat pada link berikut.
https://www.ilmukimia.org/2013/04/perbedaan-mekanisme-sn2-sn1-e1-dan-e2.html
Jika dilihat berdasarkan tahapan reaksi, SN1 terjadi dalam dua tahap yang pertama adalah tahap pelepasan gugus pergi dengan sendirinya yang kedua adalah tahap penyerangan Nukleofil.
Namun dalam hal ini dikatakan bahwa SN1 bereaksi pada suhu rendah, kemudian yang akan kita analisis adalah bagaimana gugus pergi bisa melepas tanpa suhu tinggi, sebab kita tahu bahwa suhu bisa mempengaruhi energi. Pada reaksi tahap pertama SN1 diperlukan energi agar gugus pergi melepas dari ikatan senyawanya. Energi ini diperoleh dari tumbukan yang terjadi antar partikel di dalam atom sementara. Agar partikelnya bisa bertumbukan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu
1. Suhu
2. Kelarutan
3. Luas permukan dan
4. Konsentrasi suatu senyawa.
Mari kita perhatikan reaksi SN1 berikut
Pada reaksi ini dapat kita lihat bahwa tahapan pertamanya adalah X melepas dari karbon dengan bantuan energi, tentunya dengan suhu yang rendah. X bisa melepas karena panjang ikatan dari X itu sendiri, semakin besar nomor atom maka semakin padat setiap lapisan atomnya dan gaya tarik menariknya lebih kuat, sehingga ikatan-ikatannya pun akan semakin sulit melepas dan jika dibandingkan dengan atom yang memiliki nomor yang kecil, jarak antara lapisan kulitnya semakin renggang, energinyapun tidak kuat untuk membentuk ikatan, sehingga mudah untuk melepas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut:
Sehingga ikatan X yang merupakan gugus pergi akan mudah melepas walaupun hanya diberikan suhu yang rendah sebab dipengaruhi oleh kerapatan lapisan kulit atomnya sendiri.
Kemudian setelah gugus perginya melepas itu akan terjadi di keadaan transisi, transisi ini bukan produk. Sifatnya hanya sementara. Pada keadaan ini Atom C bisa menerima apapun yang mendekatinya (yang bermuatan negatif, karena atom X melepas dengan membawa elektron sehingga C merupakan karbo kation. Kemudian pada tahap kedua Nukleofil melakukan penyerangan. Nah penyerangan yang dilakukan oleh nukleofil ini bisa dari arah bawah ataupun arah atas, perbedaan arah penyerangan ini akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Bisa dilihat dari gambar berikut
Terjadi perubahan letak strukturnya, hal ini dipengaruhi oleh pasangan elektron ikatannya. Sebelum gugus pergi melepas senyawa berbentuk tetra hedral, setelah melepas menjadi segitiga planar(saat transisi). Perubahan geometri ini disebabkan oleh ikatan pasangan elektron dalam membentuk kestabilan senyawa. Agar ikatan dari semua sisi menjadi stabil.
Hal ini juga berhubungannya dengan konfigurasi R dan S. Dan tetap juga mengacu pada aturan prioritas pada konfigurasi R dan S.
Permasalahan
1. Berdasarkan reaksi pada tahap transisi atom karbon bersifat lebih reaktif karena kehilangan gugus pergi nah bagaimana jika terdapat senyawa lain dalam lingkup senyawa inti apakah carbocation akan bereaksi dengan atom lain, apakah nukleofil tidak jadi menyerang
2. Pada konfigurasi R dan S suatu senyawa Bagaimana jika atom pusatnya memiliki nomor atom lebih besar daripada atom pengikatnya. Apakah tetap berlaku aturan konfigurasi R dan S dan bagaimana pengaruhnya terhadap atom lainnya?
3. Berdasarkan reaksi diatas, antara gugus pergi dengan nukleofil manakah yang lebih prioritas atau prioritasnya mungkin berbeda?
Baiklah saya Sindy Tiara Putri dengan NIM A1C119016, disini saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3. Menurut saya, yang lebih prioritas adalah gugus pergi atau bisa dikatakan prioritasnya berbeda. Hal tersebut dikarenakan gugus pergi dapat menstabilkan kerapatan elektron tambahan yang dihasilkan dari heterolisis ikatan. Dimana nantinya gugus pergi akan mengikat suatu atom yang dapat menstabilkan muatan elektron dari atom tersebut. Nah karena kemampuannya dalam menstabilkan kerapatan elektron, maka menurut saya akan mengakibatkan prioritas yang dimiliki dari gugus pergi dan nukleofil nya berbeda. terimakasih
BalasHapusBaiklah saya Hermina Simatupang ingin mencoba menjawab permasalahan kedua dimana jika atom pusatnya memiliki nomor lebih besar daripada gugus mengikatnya maka pada saat menentukan konfigurasinya yang dihitung tetap gugus pengikat jadi dalam hal ini atom pusat tidak memiliki pengaruh terhadap konfigurasi. Terimakasih 🙏🏻
BalasHapusBaiklah saya Lusya Siboro dengan NIM A1C119098 mencoba menjawab permasalahan nomor 1. Pada keadaan ini Atom C bisa menerima apapun yang mendekatinya (yang bermuatan negatif, karena atom X melepas dengan membawa elektron sehingga C merupakan karbo kation. Kemudiann pada tahap kedua Nukleofil melakukan penyerangan. Dimana penyerangan yang dilakukan oleh nukleofil ini bisa dari arah bawah ataupun arah atas, perbedaan arah penyerangan ini akan menghasilkan produk yang berbeda pula.
BalasHapusTerimakasih